Untuk dapat melihat bagaimana musik beroperasi terhadap cara pandang dan sikap suatu individu dapat dilihat melalui Goal Framing Theory yang bergerak dalam fase hedonis (hedonic goal), keuntungan (gain goal), dan normatif (normative goal) (Prior, 2022: 5).
Dalam fase hedonis seseorang akan menjaga atau meningkatkan cara mendapatkan kesenangan atau bersifat hedon. Sedangkan dalam fase keuntungan, secara sederhana memiliki arti cara menjaga dan meningkatkan akses serta sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya material maupun non-material (Prior, 2022: 6-7).
Terakhir dalam tahap normatif, mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan norma dan aturan di masyarakat. Dalam fase ini juga berkaitan dengan mengangkat suara dan kepentingan suatu kelompok atau mengangkat isu masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat (Prior, 2022: 9).
Ketika dalam mendengarkan musik seseorang akan mengalami ketiga fase di atas. Mungkin pada awalnya seseorang mendengarkan musik dan lagu karena memang bagus dan menyenangkan untuk didengar.
Kemudian beranjak lebih dalam lagi, selera musik dan lagu tersebut akan mendorong seseorang keluar berinteraksi atau mencari relasi lainnya yang memiliki selera musik dan lagu yang sama. Dalam fase ini mereka akan melihat satu sama lain dengan menimbang sumber daya yang dimiliki masing-masing. Sumber daya berupa keterampilan, akses informasi, finansial dan sumber daya lainnya.
Terakhir, kesemua itu mereka wujudkan dalam sikap dan cara pandang sehari-hari. Temuan North dan Hargreaves dalam jurnal “Lifestyle Correlates Of Musical Preference: 1. Relationships, Living Arrangements, Beliefs, And Crime” (2007) dapat memberikan sedikit gambaran tentang semua fase di atas.
North dan Hargreaves melihat penggemar musik dan lagu jenis soul memiliki kecenderungan yang kuat terhadap gaya hidup veganisme. Berbanding terbalik dengan mereka yang gemar mendengarkan diskotik (North & Hargreaves, 2007: 76).
Penggemar musik country, sixties pop, opera dan musik klasik cenderung menyukai olahraga sepeda atau menggunakan sepeda dan gaya hidup ramah lingkungan dalam sehari-hari ketimbang mereka yang mendengarkan musik diskotik, hiphop/rap, dan R&B (North & Hargreaves, 2007 : 76).
Kemudian penggemar musik jazz, indie, musik klasik, blues, dan opera berpendapat bahwa pemerintah harus berperan lebih dalam pengoptimalan sumber energi alternatif. Sedangkan para penggemar hip-hop/rap, R&B tidak setuju dengan gagasan di atas (North & Hargreaves, 2007 : 80).
Terakhir para penggemar musik indie, country, sixties pop, dan rock percaya bahwa pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap masalah kerusakan lingkungan. Sedangkan mereka yang mendengar musik pop, hip-hop/rap, R&B, music DJ, dan dance/house berpikiran sebaliknya (North & Hargreaves, 2007 : 80).