Berdaya Hadapi Bencana: Langkah-langkah Mitigasi dalam Menghadapi Bencana Erupsi

Gunung api di Indonesia jika dilihat dari peta gunung api Indonesia terbentang dari pulau Sumatera, menyusuri Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga ke bagian timur Maluku dan membelok ke Sulawesi, yang jika digambarkan seperti melingkari kepulauan Indonesia, sehingga dari situlah dikenal sebagai lingkaran api Indonesia (ring of fire) atau jalur tektonik Indonesia.

Menurut LIPI, Indonesia diketahui memiliki gunung api terbanyak di dunia. Dari 127 gunung api aktif yang ada, baru 69 gunung yang terpantau dengan alat, khususnya peralatan seismik yang merupakan standar minimum.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono menuturkan, jumlah orang yang beraktivitas di sekitar wilayah gunung api itu diperkirakan mencapai lima juta jiwa dan masih terus bertambah.

Mayoritas mata pencaharian masyarakat yang tinggal di kawasan gunung api yaitu petani dan pekebun. Selain adanya manfaat dan bahaya menetap di kawasan dekat gunung api, lantas bagaimana mitigasi dalam menghadapi bencana erupsi di kawasan gunung api?

Langkah-langkah Mitigasi dalam Menghadapi Bencana Erupsi

Pertama, mengikuti sosialisasi dan edukasi terkait kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana erupsi gunung api.

Kedua, melakukan pengecekan jalur evakuasi dan rambu peringatan dini bencana, menyiapkan tempat evakuasi, menyiapkan persediaan logistik, dan menyiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas diluar prediksi ahli.

Ketiga, menyiapkan instalasi sistem peringatan dini atau sirine yang aktif pada saat darurat untuk peringatan status awas atau siaga gunung api sebagai early warning system (EWS).

Sirine ini akan berbunyi sebagai tanda bahwa masyarakat di sekitar kaki gunung harus segera mengungsi di tempat yang lebih aman pada jarak radius yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah dalam hal ini PVMBG.

Sistem peringatan dini menjadi bagian penting dari mekanisme kesiapsiagaan masyarakat, karena peringatan dini ini menjadi faktor kunci penting yang menghubungkan antara tahap kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

Secara teoritis, apabila peringatan dini disampaikan tepat waktu, maka suatu peristiwa yang dapat menimbulkan bencana dahsyat dapat diperkecil dampak risikonya.

Keempat, melakukan koordinasi dengan dinas dan lembaga/organisasi terkait (Dinas Kominfo, Dinas Pariwisata, Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah) dalam penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya erupsi gunung api dan mendapatkan pembaharuan informasi potensi ancaman bencana erupsi gunung api dan bahaya sekunder yang mungkin terjadi, seperti banjir lahar dingin dan hujan abu vulkanik.

Kelima, melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat terkait data ODP dan Rumah Sakit yang berada di KRB gunung api dan menyiapkan tempat khusus bagi evakuasi ODP/PDP sehingga terpisah dengan masyarakat yang sehat.

Menghadapi ancaman bencana letusan gunung api, tentu sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dan juga kalangan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat agar bisa mengurangi risiko bencana dan memiliki rencana keadaan darurat untuk meminimalisir dampak bencana.

Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah gunung api yang masih aktif sangat perlu memiliki kesiapsiagaan bencana, mengenali sistem peringatan dini hingga mitigasi bencana gunung api.

Dengan ragamnya mitigasi, bahaya dan manfaat yang bisa dipelajari dari hidup berdekatan dengan kawasan gunung api, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa mengembangkan program Kawasan Tanggap dan Tangguh Bencana (KTTB). Adapun salah satu lokasi binaan KTTB DMC Dompet Dhuafa berada di Desa Kaliurang yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Merapi.

Melalui KTTB, DMC Dompet Dhuafa akan menggencarkan program pemberdayaan dengan prinsip enam pilar KTTB. Enam pilar tersebut adalah Sekolah Literasi Aman Bencana, Keluarga Tangguh Bencana, Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim, Ekonomi Tangguh Bencana, Rumah Ibadah Tangguh Bencana, dan Fasilitas Kesehatan Aman Bencana. Saatnya Berdaya Hadapi Bencana.