DMC dan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan Buka Layanan Darurat Bagi Penyintas Gempa Sulawesi Barat

Mamuju, Sulawesi Barat—Dapur Umum, Pos Hangat dan Pos Medis siap melayani penyintas gempa bumi di Sulawesi Barat (13/06/2022).

Melalui unit Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan membuka Dapur Umum, Pos Hangat dan Pos Medis di Lingkungan Salunangka, Keluarahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju. Layanan ini membantu sebanyak 270 penerima manfaat.

“Setelah mendengar dan memverifikasi berita mengenai gempa di Mamuju, kami segera mengirimkan tim DMC Dompet Dhuafa. Kami ingin mendampingi masyarakat di saat-saat sulit seperti ini. Kami berharap masyarakat terdampak, dapat dengan ikhlas menerima ujian ini dan berusaha bangkit pada masa pemulihan nantinya,” jelas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa.

Hingga kini (13/06/2022) tim DMC Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan masih berada di lokasi dan terus memberikan layanan serta bantuan darurat bagi penyintas gempa bumi.

“Bagi masyarakat yang ingin turut serta membantu atau bergabung dalam aksi respons bencana Dompet Dhuafa bisa mendatangi langsung Pos Dompet Dhuafa di Jl. Abdul Malik Pattana Endeng BTN Korongana, Lingkungan Korongna, Kelurahan Simbori, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat,”terang Haryo.

Penyintas masih membutuhkan bantuan darurat berupa Tenda Pengungsi, Tenda Keluarga, Tenda Isolasi, Terpal, Tikar Alas, Alat Penerangan, Air Bersih, Makanan Siap Saji, Paket Sandang, Selimut Obat-Obatan, Perlengkapan Bayi, Balita dan Ibu Hamil

Berdasarkan hasil diagnosa tim medis yang berada di lokasi, mereka menemukan tiga gejala penyakit yang diderita penyintas yakni tension type headache (TTH) atau yang juga disebut dengan nama sakit kepala tipe tegang, vertigo atau sakit pusing kepala yang muncul tiba-tiba, dan gastritis atau peradangan pada dinding lambung.

Terhitung terdapat delapan posko pengungsian di Kabupaten Mamuju: (1) Stadiun Manakarra, 1.185 jiwa; (2) Jalur 2 Kelurahan Mamuny, 500 jiwa; (3) Kantor Bupati Mamuju, 100 jiwa; (4) Kantor TVRI Sulawesi Barat, 70 jiwa; (5) Bukit Sese Bia, 60 jiwa; (6) Terminal Regional Simbuang, 244 jiwa; (7) Lapangan Ahmad Kirang; (8) dan Kecamatan Tapalang Barat (di wilayah masing-masing), 6.000 jiwa.

Sedangkan di Kabupaten Majene terlihat posko pengungsian berada di SMK Bukit Tinggi dengan 500 jiwa pengungsi, dan di Keluarahan Malunda, Desa Maliaya, Mekkatta, Lombong dan Kecamatan Tubo dengan total 7.000 jiwa pengungsi di daerah masing-masing.

Sebelumnya gempa berkekuatan M 5,8 mengguncang wilayah Provinsi Sulawesi Barat pada Rabu (8/6) siang, pukul 12.32 WIB.

Pusat gempabumi tercatat berada di laut dengan kedalaman 10 kilometer tepatnya 43 kilometer sebelah barat daya Kabupaten Mamuju. Gempa dirasakan kurang lebih 5 detik.

Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, gempa juga dirasakan sedang di Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mandar. Kepanikan juga sempat dialami warga di dua kabupaten tersebut, namun kondisi berangsur kondusif.

Berdasarkan kajian inaRISK, Provinsi Sulawesi Barat termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa kategori sedang hingga tinggi.

Sebanyak enam (6) kabupaten memiliki potensi bahaya tersebut dengan total luas bahaya 157,522 hektar. Sementara di Kabupaten Mamuju memiliki potensi bahaya gempa sedang hingga tinggi dengan 5 kecamatan masuk di dalamnya.

Kepala BNPB menyampaikan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memastikan gempabumi M 5.8 kemarin tidak berpotensi tsunami. Di sisi lain, gempa susulan juga minim terjadi dengan kekuatan yang semakin kecil.

Sehingga masyarakat dipastikan aman apabila kembali ke rumah, dengan catatan tetap harus waspada karena Mamuju dan wilayah Sulawesi Barat merupakan daerah rawan gempabumi sedang hingga tinggi.

“Sudah. Tidak usah panik, ya bapak dan ibu. Sudah aman. Tidak ada tsunami,” kata Suharyanto sebagaimana yang dirilis oleh BNPB.

Hasil kaji cepat dan pendataan sementara di Kabupaten Mamuju ada 70 unit rumah rusak akibat terdampak gempabumi M 5.8, 1 tempat ibadah rusak dan 4 gedung pemerintah rusak.

Sementara itu 17 orang harus dilarikan ke RS Bayangkara karena mengalami luka-luka terkena reruntuhan bangunan saat terjadi gempabumi.