Kabupaten Lumajang, Jawa Timur—Perbuatan baik mula-mula diawali oleh pengetahuan akan hal baik. Pengetahuan akan hal baik menjadi muara dari munculnya rasa tanggung jawab moral manusia sebagai makhluk sosial. Dua penggalan kalimat tersebut bisa jadi menggambarkan apa yang dilakukan DMC Dompet Dhuafa pada Sabtu pagi di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (13/01/2024).
Tepatnya di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berlokasi di Kawasan Hunian Tetap (Huntap) Relokasi Semeru, DMC Dompet Dhuafa menggandeng Waste4Change dalam menggalakkan pelatihan waste management yang dibungkus dalam tajuk Pelatihan Kelembagaan dan Model Bisnis Ekonomi Sirkular.
Dari pihak Waste4Change sendiri sebagai pengisi materi mengusung nama Akademi Bijak Sampah (AKABIS) Class. AKABIS Class merupakan sebuah model edukasi yang dibuat Waste4Change untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga lingkungan, terutama mengenai pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Pelatihan ini dihadiri oleh 14 peserta, yang sebagian besar adalah anggota Komunitas Swadaya Masyarakat Bina Karya Semeru (pengelola operasional TPST Relokasi Semeru) sebanyak 12 orang dan 2 mahasiswa UIN Malang.
“Pelatihan ini menjadi wujud nyata kami (DMC Dompet Dhuafa) dalam kepedulian soal pengelolaan sampah. Sampah dan bencana erat kaitannya karena pengelolaan sampah yang tidak tepat bisa jadi bencana baru,” terang Ahmad Baihaki selaku Manager Kesiapsiagaan & Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim.
Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari pada Sabtu (13/01) hingga Minggu (14/01) yang terbagi ke dalam dua tema berbeda.
Pada hari pertama pelaksanaan, tema utama pelatihan adalah Aspek Kelembagaan. Salah satu tujuan dari pelatihan sesuai tema tersebut adalah kelengkapan dan kemapanan sebuah lembaga yang mengelola sampah, atau dalam konteks ini adalah lembaga operasional TPST yang dikelola oleh KSM Bina Karya Semeru.
Pelatihan berlangsung menarik melihat antusiasme peserta pelatihan menyimak materi yang disampaikan oleh Albert Magnus Dana Suherman (Project Executive Waste4Change) sebagai pemateri.
Selama pelatihan, pemateri mengajak peserta untuk kritis terhadap apa yang disampaikan guna menciptakan suatu diskusi yang elaboratif.
Hal itu disampaikan karena setiap tempat dengan masyarakat yang berbeda kerap mempunyai masalah yang khas terkait persoalan sampah.
Peserta yang notabene adalah KSM pengelola TPST Relokasi Semeru perlu menyampaikan apa yang menjadi kendala baik persoalan internal kelembagaan maupun kendala yang hadir dari masyarakat Huntap Relokasi Semeru.
Berdasarkan tema yang diusung terkait Aspek Kelembagaan, kegiatan yang paling utama adalah diskusi untuk merampungkan struktur kepengurusan KSM Bina Karya Semeru yang sementara ini belum terstruktur secara mapan.
Dari kegiatan ini para peserta perlu menuliskan pendapat-pendapatnya terkait tugas dan kewajiban dari tiap-tiap bidang dalam lembaga TPST di media yang disediakan.
“Koordinator akan menjemput dan memastikan (semua elemen struktur) berjalan. Bendara penting juga membuat laporan penerimaaan, laporan bulanan, laporan uang pembayaran sampah,” imbuh Albert.
Kemudian para peserta dan pemateri mendiskusikan secara elaboratif mengenai pendapat-pendapat yang telah ditulis sehingga mampu memberikan pemahaman dasar kelembagaan yang seimbang antara peserta dan pemateri.
Kegiatan selanjutnya, peserta dibagi ke dalam 4 kelompok dan masing-masing kelompok diajak untuk mengidentifikasi masalah sesuai empat kategori masalah terkait kelembagaan: Masalah SDM, Administrasi Pengelolaan, Fasilitas Kelembagaan oleh PEMDA, dan Legalitas Kelembagaan.
Setelah mengidentifikasi masalah, tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan diiringi sesi tanya jawab yang cukup interaktif.
Diharapkan melalui kegiatan ini, KSM Bina Karya Semeru sebagai pengelola TPST mampu mengenali kendala-kendala yang dihadapi selama ini dan menemukan pemecahan solusi yang tepat.
Pengetahuan akan manajemen sampah yang bijak mampu melahirkan kesadaran akan kepedulian terhadap lingkungan yang bersih dan sehat.
Hal baik ini diharapkan juga bisa menularkan kesadaran pengelolaan sampah yang cermat kepada warga sekitar Huntap Kawasan Relokasi Semeru. Sehingga tercipta lingkungan hidup yang berkelanjutan untuk generasi selanjutnya.
Tim DMC Dompet Dhuafa melalui pelatihan ini berupaya untuk mencegah munculnya bencana yang mungkin hadir sebab perlakuan tidak baik kita terhadap alam.
Sampah adalah satu dari banyak hal yang mungkin bisa menjadi musibah jika kita tidak mengelolanya dengan penuh tanggung jawab.
Maka, pengelolaan sampah yang tepat merupakan upaya mengurangi risiko bencana yang mungkin hadir di kemudian hari. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa)