Indonesia salah satu negara yang berada dalam jalur ring of fire yakni jalur gunung api yang mengelilingi Samudera Pasifik dengan bentuk tapal kuda yang panjangnya hingga 40.000 kilometer. Terhitung ada 127 gunung aktif di Indonesia.
Meski demikian, banyak masyarakat yang hidup dekat dengan gunung api. Mulai dari kakek buyutnya hingga sanak cucunya tinggal berdekatan dengan gunung api. Akan tetapi menetap dekat dengan gunung api memiliki risiko tersendiri? Lantas apa yang membuat wilayah sekitaran gunung api memiliki daya pikatnya sendiri hingga membuat sebagian orang memutuskan tinggal di sana? Mari kita simak manfaat dan bahaya hidup berdekatan dengan gunung api.
Manfaat Tinggal Dekat Kawasan Gunung Api
- Tempat Tinggal yang Harmoni dengan Alam
“Wilayah sekitaran gunung api sering membangkitkan nuansa “rumah” yang kuat. Terlepas nuansa tersebut ditinjau dari segi estetika, sejarah, budaya, agama atau komunitas masyaralat. Mereka seringkali memiliki rasa ikatan yang sangat kuat dengan gunung api, mereka memberikan makna simbolis yang kuat antara hubungan gunung api dan lingkungannya masyarakatnya,” tulis dalam The British Geological Survey.
Pada tahun 2019 Rudy Suhendar selaku Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan 4,5 juta orang tinggal dekat dengan kawasan gunung api.
Sedangkan pada tahun 2018 laporan yang dibuat oleh BBC mengatakan ada sekitar 800 juta orang tinggal dalam radius 100 km dari gunung berapi aktif – jarak yang cukup jauh dari bahaya gunung berapi yang berpotensi mematikan. “Dari jumlah 800 juta ini, sekitar 200 juta berada di Indonesia,” tulis Dr. Sarah Brown dalam BBC.
Selain itu juga dijelaskan dalam sebuah penelitian pada tahun 2017 bahwa kekerabatan yang terjalin dalam kawasan gunung api sangat kuat lantaran mereka yang tinggal di sana sudah sedari dahulu dan merupakan warisan nenek moyang mereka.
“Sebanyak 94,7 persen responden menyatakan tanah dan tempat tinggal yang sekarang ditempati adalah warisan orang tua dan sudah bersertifikat. Hal ini yang menjadikan hubungan kekerabatan di wilayah ini sangat kental sekali. Dengan adanya sanak saudara yang berada di dekat mereka, menjadikan masyarakat merasa nyaman dan betah tinggal,” tulis Dwi Rustiono Widodo, Sutopo Purwo Nugroho, dan Donna Asteria.
- Pertanian
Batuan dan abu vulkanik menyediakan lahan subur yang menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi bagi petani.
Wilayah sekitaran gunung api aktif bisa menjadi lokasi yang baik untuk pertanian. Endapan vulkanik sangat lengkap akan unsur-unsur seperti magnesium dan kalium. Ketika batuan dan abu vulkanik mengalami pelapukan, unsur-unsur ini dilepaskan, menghasilkan tanah yang sangat subur.
“Lapisan tipis abu dapat bertindak sebagai pupuk alami, menghasilkan panen yang meningkat dalam beberapa tahun setelah letusan. Bahkan beberapa petani telah menyesuaikan tanaman dan gaya bercocok tanam mereka agar sesuai dengan jenis abu yang berbeda,” tulis dalam The British Geological Survey.
Endapan vulkanik (terutama abu) juga cukup berpori yakni mampu mempertahankan kelembapan lebih lama daripada banyak tanah non-vulkanik. Akibatnya, tanah yang dekat dengan gunung berapi seringkali baik untuk pertanian.
- Sumber Energi yang Kaya
Energi panas bumi dapat dimanfaatkan, yang menyediakan listrik lebih murah untuk penduduk setempat. Mineral yang terkandung dalam lava, misalnya berlian – ini dapat ditambang untuk menghasilkan uang.
Selain itu wilayah gunung api juga menyediakan sumber daya mineral, banyak negara dengan gunung berapi aktif dapat menggunakan panas yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik sebagai energi panas bumi (misalnya Islandia dan Selandia Baru).
Air di bagian atas kerak bumi dipanaskan di atas ruang magma atau bebatuan yang masih sangat panas; Hal ini sering terlihat di permukaan karena adanya mata air panas atau geyser. Untuk menggunakan air ini sebagai energi panas bumi, air perlu diberi tekanan (pressurised). Proses penekanan tersebut terjadi ketika air mendidih terperangkap di bawah lapisan batuan kedap air yang padat, seperti tanah liat. Kemudian dengan mengebor lubang yang dalam melalui lapisan ini, uap naik ke permukaan dan mengembang, baik menggerakkan turbin atau diarahkan melalui penukar panas.
- Tujuan Wisata yang Menarik
Wilayah sekitaran gunung api memiliki daya tarik wisata yang kuat. Mulai dari pemandian air panas, tempat menginap, hingga perkemahan. Hal ini yang sering kali mengundang wisatawan mancanegara untuk merogoh kocek yang tidak sedikit untuk mengunjungi wisata di sekitaran gunung api.
Contoh Gunung berapi Vesuvius menghancurkan kota Romawi kuno Pompeii dan Herculaneum, dekat kota modern Napoli, dalam letusan pada abad pertama Masehi. Situs-situs tersebut sekarang menjadi tujuan wisata utama meskipun berdekatan dengan gunung berapi, yang terakhir meletus pada tahun 1944
Bahaya Tinggal Dekat Kawasan Gunung Api
- Lava
Lava adalah aliran magma yang keluar ke permukaan gunung berapi. Secara umum, lava jarang menyebabkan korban jiwa secara langsung, karena biasanya mengalir perlahan, memberikan waktu yang cukup bagi orang untuk evakuasi. Namun, ia menghancurkan segala sesuatu yang dilaluinya. Saat lava keluar juga membawa emisi gas vulkanik dan aerosol. Tingkat temperatur lava sendiri berkisar di angka 700-900 derajat celcius dan 1100-1200 derajat Celsius.
- Lahar
Lahar adalah kata Jawa untuk jenis semburan lumpur vulkanik yang terdiri dari puing-puing vulkanik dan air panas atau dingin. Lahar bergerak dengan kecepatan yang berkisar dari kurang dari 10 kilometer per jam hingga puluhan kilometer per jam. Mereka dapat terjadi sebagai akibat dari letusan yang melibatkan es atau salju, yang dapat menghasilkan air lelehan dalam jumlah besar, atau dapat dipicu, atau dimobilisasi, oleh hujan lebat. Saat lahar bergerak ke lembah sungai, mereka dapat mengumpulkan lebih banyak material lepas hingga menyerupai lumpur.
Lahar yang menyerupai lumpur tersebut mengandung lebih dari 60 persen sedimen (40 persen air) dan memiliki konsistensi setara beton basah. Lahar telah menjadi penyebab utama kematian di dunia. Misalnya, pada tahun 1985, sebanyak 23.000 orang meninggal akibat lahar di gunung berapi Nevado del Ruiz di Kolombia, ini merupakan kejadian lahar paling mematikan dalam sejarah.
- Tephra dan Abu
‘Tephra’ adalah semua fragmen atau partikel bebatuan letusan gunung api, terlepas dari ukurannya, sedangkan istilah ‘abu’ menggambarkan partikel berukuran kurang dari 2 mm.
Saat erupsi terjadi, sebagian besar tephra akan jatuh ke tanah di sekitar gunung berapi. Hal ini dapat membebani atap bangunan dan jalan, membuat perjalanan menjadi sulit. Tephra yang jatuh pada daun dapat menyebabkan tanaman tertimbun oleh tephra atau pengupasan cabang dari pohon, yang berdampak signifikan pada pertanian.
Sedangkan abu vulkanik yang terbawa oleh angin dan mencapai wilayah pemukiman dapat menjadi ancaman penyakit bagi masyarakat. Begitu juga mereka yang sedang melakukan penerbangan, abu vulkanik mampu menghalau jarak pandang pilot yang sedang kemudikan pesawat.
- Gas
Berbagai gas dapat dipancarkan oleh gunung berapi aktif sebelum, selama, atau setelah peristiwa erupsi dan dapat menyebabkan berbagai bahaya kesehatan secara lokal, tetapi juga berpotensi mempengaruhi iklim secara global. Lima gas utama yang mengancam kesehatan adalah: karbon dioksida, hidrogen klorida, hidrogen fluorida, hidrogen sulfida, dan sulfur dioksida. Apabila gas-gas tersebut kontak melalui kulit, mata, dan hidung maka dapat mengancam kesehatan manusia.
- Awan Panas
Aliran awan panas adalah arus panas yang terdiri dari campuran puing-puing batuan dan gas yang mengalir di sepanjang tanah dengan kecepatan tinggi. Terbang terbawa udara, mereka cenderung mengalir menuruni lereng bukit, sepanjang lembah dan menuju dataran rendah, meskipun aliran awan panas sangat kuat, atau energik, diketahui ia bergerak ke bawah dan bergerak ke atas bukit. Suhu aliran awan panas dapat berkisar antara 100°C dan 600°C. Kecepatan laju awan panas mencapai 110 kilometer per jam.
- Longsor
Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.
- Tsunami
Gunung api juga dapat menyebabkan tsunami. Faktanya, tsunami telah menyebabkan kematian terbanyak yang terkait dengan letusan gunung berapi.
Di gunung berapi, tsunami dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme, misalnya: letusan bawah laut, runtuhnya sebagian kawah gunungn api, masuknya lahar atau aliran awan panas ke dalam air di sekitarnya.
Sementara letusan bawah laut mungkin hanya menghasilkan tsunami kecil, namun tsunami besar dan dahsyat yang mempengaruhi seluruh benua dapat terbentuk selama erupsi yang besar dan eksplosif.
Dengan ragamnya bahaya dan manfaat yang bisa dipelajari dari hidup berdekatan dengan kawasan gunung api, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa mengembangkan program Kawasan Tanggap dan Tangguh Bencana (KTTB). Adapun salah satu lokasi binaan KTTB DMC Dompet Dhuafa berada di Desa Kaliurang yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Merapi. Melalui KTTB, DMC Dompet Dhuafa akan menggencarkan program pemberdayaan dengan prinsip enam pilar KTTB. Enam pilar tersebut adalah Sekolah Literasi Aman Bencana, Keluarga Tangguh Bencana, Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim, Ekonomi Tangguh Bencana, Rumah Ibadah Tangguh Bencana, dan Fasilitas Kesehatan Aman Bencana.